11 Februari 2015

Peran Pemimpin Agama dalam Pembangunan

Peranan para pemimpin agama dalam kegiatan pembangunan, bukan saja lantaran para pemimpin agama merupakan salah satu komponen itu sendiri, melainkan juga karena pada umumnya pembangunan diorientasikan pada upaya-upaya manusia yang bersifat utuh dan serasi antara kemajuan aspek lahiriah dan kepuasan aspek batiniyah.

Pentingnya keterlibatan para pemimpin agama dalam kegiatan pembangunan ini adalah dalam aspek pembangunan unsur ruhaniyahnya. Unsur ini mustahil dapat terisi tanpa keterlibatan pata pemimpin agama. Adapun peranan pemimpin agama dalam aspek kegiatan pembangunan sebagaimana berikut:

1) Pemimpin Agama sebagai Motivator
Peran para pemimpin agama sebagai motivator pembangunan sudah banyak diakui dan terbukti di masyarakat. Dengan keterampilan dan kharisma yang dimilikinya, para pemimpin agama telah berperan aktif dalam mendorong suksesnya kegiatan-kegiatan pembangunan.

Dorongan-dorongan yang diberikan para pemimpin agama terhadap masyarakat ini, lambat laun telah melahirkan perubahan pandangan di masyarakat yang bersifat positif terhadap kegiatan pembangunan dan membantu kelancaran kesuksesannya. Dalam hal ini para pemimpin agama mematri watak optimis kepada masyarakat dengan memberikan harapan-harapan di masa depan, sehingga rasa optimis masyarakat tersebut mendorong mereka untuk lebih banyak bertindak.

2) Pemimpin Agama sebagai Pembimbing Moral
Dalam kaitan ini, para pemimpin agama dengan bekal ilmu agama yang dimilikinya, memberikan tuntunan dan patokan rambu-rambu dalam mengaktualisasikan kegiatan pembangunan. Tuntutan dan patokan tersebut biasanya berasal dari kitab suci, teladan para Nabi, dan hukum-hukum agama yang merupakan elaborasi dari sabda Tuhan menurut hasil pemikiran para pemuka, pemimpin dan pemikir agama ada masa lalu.
Ilustrasi Pempimpin Agama Memberikan Wejangan (sumber gambar)
3) Pempimpin Agama sebagai Mediator
Dalam hal ini, para pemimpin agama memainkan peran sebagai wakil masyarakat dan sebagai pengantar dalam menjalin kerja sama yang harmonis di antara banyak pihak dalam rangka melindungi kepentingan-kepentingannya di masyarakat dan lembaga-lembaga keagamaan yang dipimpinnya.[1]

Untuk membela kepentingan-kepentingan ini, para pemimpin agama biasanya memposisikan diri sebagai mediator diantara beberapa pihak di masyarakat, seperti masyarakat dengan elite penguasa dan antara masyarakat miskin dengan kelompok-kelompok kaya. Melalui pemimpin agama, para elite penguasa dapat memahami apa yang diinginkan masyarakat dan mensosialisasikan program-programnya kepada masyarakat luas melalui bantuan para pemimpin agama sehingga di antara keduanya terjadi saling pengertian.[2]

Ket:
Tulisan di atas diambil dari buku Sosiologi Agama halaman 136-141 yang disusun oleh Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si. dan diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya Bandung pada tahun 2000.



[1] Hans Dieter Evers (Peny.), Teori Masyarakat, Proses Peradaban Dalam Sistem Dunia Modern, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1988, hlm. 49-51.
[2] Hiroko Horikoshi, Kyai dan Perubahan Sosial, Jakarta, P3M, 1987, hlm. 225-226.

Silahkan kasih komentar dan mohon cantumkan blog pribadinya juga! Terima Kasih...